Living Curriculum Akan Dikembangkan Tanpa Harus Bongkar Total Kurikulum Lama
Pembaruan kurikulum pada periode-periode sebelumnya selalu bentuknya bongkar total. Kurikulum diganti dengan yang baru akan mempunyai dampak luar biasa besarnya. Mulai dari kurikulum, silabus, pembelajaran sampai buku lembar kerja siswa berubah semua.
Hebohnya juga luar biasa. Hal ini disampaikan oleh Plt Pusat Kurikulum dan Buku (Puskurbuk) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Prof Nizam, sebagaimana NUPTK.net kutip dari JPN.
Karena itu, Kemendikbud saat ini tengah mengembangkan konsep living curriculum. Sebuah konsep kurikulum yang hidup dengan frame tetap, tapi implementasinya adaptif iteratif. Kemendikbud juga mendorong Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan tim pengembang kurikulum agar menjadikan learning outcomes-nya lebih bermakna dan membumi.
Menurut Nizam, kandungan pengetahuannya sendiri (knowledge content) relatif tetap. Hukum Archimedes dari zaman beliau masih hidup dua ribu tahun lalu sampai kiamat ya tetap sama. Sejarah Diponegoro dari zaman penjajahan sampai zaman orang mendarat di Planet Mars ya tetap sama.
Yang berubah adalah kompetensi yang ingin dicapai, learning outcomes-nya. Dan itu sifatnya dinamis. Berubah dengan waktu, berubah dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, berubah dengan perubahan sosial budaya masyarakat.
Nizam menambahkan, kurikulum itu harusnya berubah secara dinamis dan fleksibel, sehingga selalu kontekstual dengan perkembangan zaman. Setiap praktik baik dan dinamika masyarakat dapat diadopsi dan masuk ke dalam penyempurnaan kurikulum.
Nizam mencontohkan, curriculum cambridge yang umurnya konon sudah lebih dari 170 tahun, tapi selalu relevan dengan kemajuan zaman karena perubahannya terjadi secara organik, tumbuh dengan keadaan berdasarkan praktik baik yang terjadi di lapangan.
Revisi kurikulum 2013 akan menjadi titik berangkatnya. Penyempurnaan terus dilakukan tapi secara perlahan berdasar umpan balik dari lapangan.