Usaha Mochi Lulusan SMK Beromzet Puluhan Juta Rupiah
Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dapat meningkatkan persaingan antar negara regional. Karena itu, pemberdayaan SMK telah dimulai sejak tahun 2007 melalui Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kualitas lulusan SMK juga diharapkan terampil dan cerdas. Salah satunya seperti yang dicontohkan oleh lulusan SMK berbekal wirausaha dan kemandirian yang diperoleh saat mengenyam pendidikan di sekolah menengah kejuruan bernama Mustika Fajar, pria lulusan SMKN 1 Cibadak tahun 2013..
Sebagaimana NUPTK.net kutip dari laman Kemendikbud, Fajar mengambil keputusan untuk menjadi pengusaha Mochi. Usahanya ini di mulai sejak tahun 2015 setelah sebelumnya sempat mencoba bekerja di perusahaan di Bogor dan Depok usai lulus sekolah.
Keinginan Fajar untuk berwirausaha di daerah Sukabumi berawal dari pengalamannya saat praktik kerja lapangan (PKL) di produsen mochi terkenal khas Sukabumi ketika masih menjadi siswa SMK. Selama PKL, Fajar tekun mempelajari setiap proses produksi mochi.
Dari pengalaman yang didapat selama PKL, Fajar terinspirasi untuk membuka usaha mochi sendiri. Di 2015, Fajar mulai merealisasikan mimpinya dengan membangun toko kecil di depan rumahnya. Dengan promosi melalui media sosial, datang ke sekolah-sekolah, promosi dari mulut ke mulut, usahanya mulai berkembang.
Kini, Fajar mampu mempekerjakan dua orang pegawai yang dibayar per jam. Dalam sehari, usaha Fajar mampu membuat hingga 120 kotak mochi. Harga satu kotak makanan yang ia beri nama Mochi Tsuki ini sangat terjangkau.
Dengan tiga varian dalam setiap kotaknya, Fajar membanderol setiap kotak dengan harga sebesar Rp 15.000. Adapun ketiga varian tersebut adalah pandan, wijen, dan oreo, yang setiap butirnya diberi selai kacang. Fajar mengaku dagangannya hampir setiap hari habis tak bersisa. Pembeli biasanya pedagang yang ingin menjual kembali maupun pembeli untuk dikonsumsi sendiri.
Mochi Tsuki ini juga sering dijadikan buah tangan oleh para wisatawan yang berkunjung ke Cibadak, Sukabumi. Tak heran, jika mochi ini bisa mendatangkan omzet hingga Rp36 juta per bulan bagi Fajar.
Fajar berpesan kepada adik-adik kelasnya agar jangan mudah berputus asa dan tulus dalam mengerjakan setiap pekerjaan. Ia yakin, jika suatu pekerjaan dikerjakan dengan hati akan membawa manfaat yang besar.