USBN Lanjut Meskipun Presiden Memutuskan UN Tetap Jalan
Dari hasil keputusan rapat terbatas (ratas) kedua dengan bahasan evaluasi pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang dilaksanakan pada tangal 19 Desember, Presiden memutuskan untuk tetap memberlakukan UN dengan berbagai perbaikan dan penyempurnaan.
Sebagaimana NUPTK.net kutip dari JPNN, dalam ratas tersebut dijabarkan sejumlah langkah perbaikan dalam meningkatkan kualitas UN.
Salah satunya melalui peningkatan kemampuan guru yang telah disertifikasi, sehingga diharapkan adanya evaluasi kinerja para pendidik. Selain itu juga akan diberikan kisi-kisi nasional terhadap empat mata pelajaran yang diujiankan.
Menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, adanya perbaikan-perbaikan tersebut diharapkan UN bisa menjadi benchmarking untuk kemajuan para siswa di kemudian hari.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir mengatakan, ujian sekolah berstandar nasional (USBN) juga dijalankan khususnya untuk mata pelajaran tertentu.
Pelajaran-pelajaran yang tidak di-UN-kan, akan diuji dengan USBN. Kalau materi UN yang wajib Bahasa Inggris, Sains, dan Matematika. Di luar tiga mata pelajaran itu yang USBN.
Nasir menambahkan, problen kita adalah kualitas SMA-SMA di Indonesia yang tidak merata karena kualitas guru. Untuk itu, Kemenristek Dikti sedang bekerja bersama dengan Kemendikbud bagaimana mendesain guru-guru tersebut melalui training tambahan pembelajaran pada mereka.
Fokus pelatihan adalah guru-guru produktif, guru SMK, guru adaptif pada bidang Sains, Matematika, Fisika, Biologi, dan Kimia.
Berbeda halnya dengan Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti sangat menyayangkan pembatalan moratorium UN. FSGI sangat mendukung moratorium UN karena sejumlah alasan substantif bukan teknis.
UN selama 12 tahun terbukti tidak meningkatkan kualitas pendidikan. Fungsi pemetaan UN tidak terlihat, yang nyata justru pemetaan ketidakjujuran. UN yang tidak valid jelas tidak mampu memetakan persoalan pendidikan.
Retno menambahkan, ada kekeliruan fatal juga bahwa UN digunakan untuk menjadi alat ukur segalanya, mulai dari kualitas guru, siswa, sekolah, indeks kejujuran, masuk ke jenjang yang lebih tinggi, dan lain-lain.